KAMPUNGBERITA.ID – Tanggul lumpur Lapindo di Sidoarjo ambles. Imbasnya, lumpur bercampur air merembet hingga mendekati pemukiman warga yang terdekat berjarak sekitar 200 meter dari tanggul. Peristiwa tersebut sempat menggegerkan warga Dusun Pologunting, Desa Gempolsari, Tanggulangin, Sidoarjo, Jumat (05/10)
Penurunan tanggul atau amblesnya tanggul hingga sepanjang 100 meter mencemaskan warga. Pasalnya, retakan tanggul terlihat cukup banyak, sehingga warga khawatir akan terjadi luberan lumpur ke pemukiman warga.
Hengki Listria Adi humas PPLS (Pusat Pengendalian Lumpur Sidoarjo) saat dilokasi mengungkapkan, peristiwa ini terjadi lantaran debit air yang dikeluarkan dari pusat semburan mengalami peningkatan.
Hengki menerangkan, elevasi ketinggian tanggul sendiri saat ini mencapai 11 meter. Hengki juga menyebut, debit air yang dikeluarkan dari pusat semburan rata-rata 70 ribu meter kubik (M3) dalam sehari.
Penurunan tanggul ini akibat meningkatnya debit air. Sehingga, dorongan air beserta lumpur ke arah dinding tanggul tidak mampu menahan. Akibatnya, tanah tanggul ambles.
“Iya benar terjadi penurunan di tanggul 67 sekitar 5 meter. Panjangnya penurunan tanggul sekira 100 meter. Debit air di tanggul 67 saat ini kurang lebih 7 meter,” cetus Hengki.
Pihaknya juga menghimbau kepada warga agar tetap tenang. “Pekerja PPLS akan melakukan penanganan dengan meninggikan tanggul. Saya harap warga tenang,” himbaunya.
Pihaknya berjanji akan segera melakukan penanganan intensif terkait peristiwa ini. “Sementara air akan diarahkan ke tanggul 68. Dengan cara over flow dan disedot menggunakan pompa selanjutnya dialirkan ke sungai porong,” tambahnya.
Selanjutnya, masih kata Hengki, jika debit sudah berkurang, peninggian akan dilakukan dengan alat berat dan penambahan material lagi.
Dari informasi yang didapat dari warga sekitar, kejadian serupa pernah terjadi di tahun 2104. Tepatnya dititik tanggul no 68. Hal tersebut juga disebabkan tidak bisanya tanggul menampung debit air yang cukup banyak.
Dari pengalaman tersebut, kita akan mengalirkan air dari tanggul sisi utara ke selatan. Hengki menyebut, saat ini PPLS sudah memiliki pompa sebanyak 7 buah. “Di Glagaharum ada 3 buah pompa dan di Ketapang ada 4 buah termasuk 1 pompa besar disana, kita maksimalkan,” jelasnya.
Sajin (58), salah satu warga Gempolsari menyayangkan peristiwa tersebut. Dia berharap agar segera dilakukan penanganan oleh pihak PPLS.
Dari pantauan di lapangan, nampak pihak kepolisian, aparat desa serta pihak PPLS sudah berada dilokasi. Karena disekitar penurunan tanggul ada keretakan tanggul diharapkan warga sekitar tidak berada di sekitar tanggul.
Kapolsek tanggulangin kompol Herdyantoro mengatakan, pihaknya saat ini melakukan pengamanan terkait peristiwa tersebut. Nampak garis polisi juga dipasang di pintu masuk area peristiwa penurunan tanggul.
“Polisi hanya sebatas pengamanan. Hal ini agar tidak terjadi hal-hal yang tak diinginkan. Kami juga melarang warga agar tidak lagi berada diatas tanggul,” terang mantan Kapolsek Sedati tersebut.
Saroni, Kepala Desa Gempolsari Kecamatan Tanggulangin meminta kepada PPLS segera melakukan upaya penyelamatan, terutama perbaikan tanggul yang ambles, agar tidak menggenangi rumah warga.
Selain itu, pihaknya tidak menginginkan ada permasalahan baru, karena ganti rugi yang sebelumnya saja hingga kini belum tuntas. Untuk itu, PPLS diharapkan segera melakukan perbaikan tanggul.KBID-TUR