![](http://kampungberita.id/wp-content/uploads/2020/03/Adi-Laila.png)
KAMPUNGBERITA.ID – Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kota Surabaya, Jawa Timur, membatasi rapat dan pertemuan sebagai bentuk pencegahan terhadap COVID-19.
Ketua DPRD Surabaya Adi Sutarwijono, mengatakan rapat-rapat komisi yang mengundang Organisasi Perangkat Daerah (OPD) Pemkot Surabaya, masyarakat dan pihak lainnya sementara ditiadakan.
“Kondisi semua ruangan di gedung kantor DPRD Surabaya sedang dan akan terus diantisipasi dengan tindakan penyemprotan disinfektan,” katanya, Kamis (19/3).
Menurut dia, untuk sementara pihaknya meminta kepada semua komisi untuk tidak menggelar rapat yang melibatkan masyarakat. “Tapi kalau rapat internal komisi tidak masalah,” ujar Politikus PDIP.
Tidak hanya itu, Adi juga meminta kepada seluruh anggota dewan untuk tidak merespons atau membuat pernyataan yang semakin menambah kecemasan atau kepanikan masyarakat Surabaya.
Adi mengatakan penanganan soal pencegahan COVID-19 ini diperlukan pola kepemimpinan yang kuat. Ia percaya Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini bersama jajarannya mampu menangani COVID-19.
“Jadi kalau komentar jangan menambah situasi kepanikan di lapangan,” ujarnya.
Mengenai kemungkinan penanganan COVID-19 dibutuhkan regulasi baru karena berkaitan erat dengan anggaran, menurutnya belum perlu dilakukan.
“Pos anggaran yang sudah ada saya rasa masih cukup, salah satunya di pos anggaran penanggulangan bencana. Jadi belum butuh regulasi baru,” katanya.
Sebelumnya, Wakil Ketua DPRD Surabaya, Laila Mufidah mengapresiasi langkah Pemkot Surabaya yang meliburkan siswa TK, SD, dan SMP baik negeri maupun swasta. Ini sebagai bentuk antisipatif penyebaran virus corona.
“Namun semua siswa harus diberi tugas dengan baik. Agar tetap terjaga semangat belajar siswa, sebaiknya manfaatkan media daring atau digitaliasi belajar,” kata Laila.
Sekolah atau guru bisa memanfaatkan video call atau WA Grup untuk memantau kegiatan siswa. Jangan sampai kebijakan meliburkan yang niatnya untuk pencegahan corona bergeser.
Laila Mufifah juga meminta Satuan Polisi Pamong Praja proaktif mengawasi siswa-siswi yang kelayapan atau menghabiskan waktu di warung kopi saat libur sekolah sebagai antisipasi penyebaran virus corona atau COVID-19.
“Mestinya tidak hanya meliburkan sekolah saja, tapi ada imbauan keras untuk tidak keluar rumah kecuali untuk beli makanan sebentar. Percuma sekolahan diliburkan sepi tapi warkop (warung kopi) ramai,” kata Wakil Ketua DPRD Surabaya Laila Mufidah.
Dia mengatakan Satpol PP harus proaktif memantau pergerakan para siswa-siswi di sejumlah tempat keramaian saat libur sekolah karena pandemi corona.
Selain itu, pihaknya meminta Dinas Pendidikan Surabaya tidak hanya meliburkan sekolah sebelum guru memberikan tugas kepada siswa-siswinya untuk belajar di rumah.
“Itu mungkin lebih efektif, jadi libur sekolah siswa ini tidak ada manfaatnya sama sekali, tapi bisa bermanfaat untuk siswanya,” katanya.
Laila mangaku idak ingin meliburkan siswa untuk kebaikan bersama mengantisipasi penyebaran corona tidak sesuai tujuan. Sebab ada potensi liburnya siswa malah disalahgunakan.
“Saya tidak ingin keputusan meliburkan siswa malah dibarengi dangan banyaknya siswa keluar rumah ke Warkop yang ramai menyediakan wifi. Semua harus diantisipasi,” katanya. KBID-PAR