KAMPUNGBERITA.ID – Lantaran kerap bermasalah dalam hal laporan pertanggungjawaban, Pemkot Surabaya akhirnya tidak meloloskan semua proposal dana hibah yang diajukan masyarakat melalui Jaring Aspirasi Masyarakat (Jasmas).Jasmas merupakan kegiatan rutin para wakil rakyat (DPRD) dalam menyerap aspirasi dengan langsung terjun ke masyarakat.
Sebelumnya, dana hibah Jasmas diduga banyak diselewengkan dalam pelaksanaanya. Tercatat, Jasmas tahun 2014 dan tahun 2016 diketahui banyak bermasalah. Bahkan ada beberapa yang kasunya sudah ditingkatkan menjadi penyelidikan oleh pihak Kejaksaan Negeri Surabaya.
Selain itu, tidak lolosnya proposal itu diantaranya karena warga tidak melampirkan price list atau daftar harga dari toko saat mengajukan ke Bagian Pemerintahan Kelurahan (Pemkel) Kota Surabaya.
Karena syarat inilah lantas banyak proposal yang ditolak oleh Bagian Pemkel Kota Surabaya. Warga pun banyak yang kecewa karena menganggap syarat yang diterapkan Bagian Pemkel terlalu rumit.
Warga yang proposalnya ditolak mengadukannya ke DPRD Surabaya. Termasuk kepada Ketua Fraksi Partai Golkar DPRD Surabaya Hj. Ayu Pertiwi.
“Ini ada warga yang mengadukan proposal jasmasnya ditolak. Alasannya, warga tidak melampirkan price list dari toko. Padahal toko tidak mau ngasih price list itu kalau tidak ada kerjasama sebelumnya,” ujar Hj. Ayu Pertiwi.
Para pemilik toko ketika dimintai price list sekarang ini banyak yang tidak mau ngasih. Alasannya karena toko tidak mau memberi kepada warga perorangan, hanya diberikan kalau yang minta sudah berbadan hukum seperti CV atau PT.
Selain itu juga ada kerjasama sebelumnya. Pemilik toko juga enggan mengeluarkan price list karena mengaku sering ada pemeriksaan petugas.
“Mereka yang ditolak Bagian Pemkel Kota Surabaya ini mengeluhkan kepada saya karena harus membuat CV dulu. Ini kan ribet. Kenapa harus ada price list? Mestinya kan harganya pakai harga satuan yang ditentukan Pemkot Surabaya,” ujar anggota Komisi A DPRD Surabaya ini.
Menurut perempuan yang juga pengusaha shipping ini, mestinya Pemkot Surabaya harus memiliki katalog untuk semua item barang. Sehingga tidak perlu lagi meminta price list dari masing masing toko yang menyediakan barang yang akan dibeli untuk jasmas.
“Katalog itu penting untuk menghindari permainan harga. Kalau ada proposal melebihi satuan harga yang ditetapkan bisa langsung ditolak. Saya sendiri sejak awal tidak mau intervensi dan terlibat soal pembelian barang atau pun lainnya terkait masalah ini,” kata Ayu Pertiwi.
Terkait penolakan proposal jasmas karena tak melampirkan price list dari toko ini setidaknya ada lima proposal yang ditolak dan melaporkan ke Hj. Ayu Pertiwi. Diantaranya proposal milik warga di Krembangan dan Dupak.
Dalam proposal tersebut warga mengajukan jasmas untuk pengadaan tenda, kursi, sound system dan karpet. Karena ditolak Bagian Pemerintah Kelurahan warga putus asa untuk melanjutkan pengajuan proposal jasmas.| INYONG M