KampungBerita.id
Headline Kampung Raya Surabaya Teranyar

Warga Kampung 1001 Malam Belum Rasakan Perbaikan Ekonomi, Komisi A Desak Pemkot Surabaya Penuhi Janji

Tempat tinggal warga Kampung 1001 Malam di bawah kolong jembatan tol Dupak dibongkar dan penghuninya direlokasi ke sejumlah rusun milik Pemkot Surabaya.@KBID-IST/2023.

KAMPUNGBERITA.ID-Puluhan warga Kampung 1001 Malam Krembangan yang direlokasi ke Rusunawa Benowo, ternyata nasibnya tidak jelas. Hal ini mengundang keprihatinan kalangan DPRD Kota Surabaya.

Terlebih lagi, dia mendengar keluhan dari Ketua Paguyuban Kampung 1001 Malam, Sigit Santoso. Sebagai salah satu penghuni, Sigit mengaku jika sampai saat ini belum merasakan peningkatan atau perbaikan ekonominya. Bahkan, warga yang sebelumnya sebagai pengamen, tapi saat ini masih tetap menjadi pengamen.

“Bagaimana tidak ngamen mas, wong sampai saat ini belum mendapatkan pekerjaan. Mereka mau direlokasi ke rusun karena ada iming-iming mendapatkan pekerjaan dan selama tiga bulan dapat makan dari pemerintah. Ternyata, diberikan uang dan itu hanya cukup sebulan saja. Sementara untuk sekolah anak-anak kita masih di tempat yang lama. Jadi kita malah banyak mengeluarkan biaya transportasi, karena semakin jauh lokasi sekolahnya,” tegas Sigit, Selasa (4/7/2023).

Kondisi ini mendapat perhatian serius dari anggota Komisi A DPR Kota Surabaya, Moch Machmud. Politisi Partai Demokrat ini menyatakan, seharusnya Wali Kota itu jangan hanya memindah masalah. Karena warga Kampung 1001 Malam itu bukan warga Surabaya.

“Masalah harus diselesaikan, jangan hanya memindah masalah. Apalagi masih ada yang bekerja mengamen. Ini malah menciptakan masalah baru, karena Surabaya adalah kota besar. Begitu pula dengan tingkat moral dan sosialnya yang tinggi,” kata Machmud, Rabu (5/7/2023).

Dia mengatakan, para warga Kampung 1001 Malam tidak memiliki rumah alias T4 (Tempat Tinggal Tidak Tetap), karena itu mereka tinggal di bawah kolong jalan tol Dupak. Maka dari itu, jika pemkot berniat hendak mengentaskan mereka dari garis kemiskinan, maka pemkot harus segera menuntaskan.

“Saya juga heran, ketika tiba-tiba warga Kampung 1001 Malam dimasukkan ke dalam rusun. Padahal penghuni rusun yang lebih dulu menghuni itu malah disuruh keluar karena dianggap tidak lagi memenuhi syarat,”beber Machmud.

Mantan jurnalis ini khawatir jika penghuni lama yang telah mapan bekerja dan keluar dari garis kemiskinan, maka bisa kembali miskin karena harus kontrak rumah dan akan menciptakan angka kemiskinan baru.

“Ini akan menciptakan angka kemiskinan baru. Sementara warga Kampung 1001 Malam itu disuruh masuk rusun. Apalagi tanpa disertai pekerjaan yang layak dan manusiawi,”tutur Machmud.

Ketua Fraksi Demokrat DPRD Surabaya ini menjelaskan, dirinya selalu memantau relokasi warga Kampung 1001 Malam. Selain di Rusunawa Benowo, sebagian besar warga Kampung 1001 Malam juga direlokasi ke Rusunawa Balas Klumprik dan Sumur Welut.

“Seharusnya pemkot mempertimbangkan ulang jika menempatkan warga Kampung 1001 Malam di Rusunawa Benowo. Karena yang saya dengar, orang-orang Benowo sendiri yang sebelumnya telah mendaftar untuk mendapatkan rusun juga harus menunggu bertahun-tahun,”beber Machmud.

Untuk itu, dia meminta kepada Pemkot Surabaya untuk segera menuntaskan persoalan warga Kampung 1001 Malam. Termasuk fasilitas lapangan kerja dan sekolah, serta kepengurusan adminduk.

“Intinya, kalau warga Kampung 1001 Malam itu mau diberi tempat ya monggo. Bahkan, saya pun meminta pemkot jangan setengah-setengah. Saya juga minta warga yang telah lebih dulu menghuni di rusunawa jangan diusir, karena itu bukan penyelesaian masalah kemiskinan,”ungkap dia

Hal senada diungkapkan Sekretaris Komisi A DPRD Kota Surabaya, Budi Leksono. Dia meminta Pemkot Surabaya melalui OPD (Organisasi Perangkat Daerah) terkait agar segera menindaklanjuti dengan melakukan komunikasi apa yang jadi keluhan warga.

“Pasca relokasi itu kan ada poin-poin komitmen. Di antaranya adalah lapangan pekerjaan, “kata dia.

Untuk itu, Bulek, panggilan Budi Leksono berharap ini jangan sampai menjadi pemberitaan yang keliru, bahwa mereka masih bekerja sebagai pengamen. Namun faktanya ini semua masih progress.

Politisi PDI-P ini tak menyangkal jika warga Kampung 1001 malam sebelumnya ada yang bekerja tidak layak dan manusiawi. Namun, dirinya meminta pemkot untuk segera memenuhi janjinya kepada warga Kampung 1001 malam.

“Kami siap menanyakan ini dari tingkat Kelurahan hingga Kecamatan Romokalisari untuk berupaya berkomunikasi dengan Kecamatan Krembangan, ” jelas Bulek.

“Termasuk data warga Kampung 1001 malam yang benar-benar terdampak untuk bisa step by step mendapat pekerjaan.Ya minimal menjadi tenaga kebersihan atau pengamanan. Karena mereka sudah direlokasi, “pungkas Bulek. KBID-BE

Related posts

Waspadai Orang Asing, Polresta Mojokerto Razia Tempat Kos

RedaksiKBID

Pemkab Bojonegoro Dukung Kegiatan Dosen Mengabdi Dorong Inovasi Produk

RedaksiKBID

Delapan Negara Delegasi Bertukar Cinderamata Dengan Pj Bupati Bojonegoro

DJUPRIANTO