KAMPUNGBERITA.ID – Ini peringatan serius bagi warga Nahdlatul Ulama (NU) yang mempelajari agama lewat situs-situs internet. Pasalnya 67% situs internet dengan label Aswaja ternyata palsu atau jauh dari nilai-nilai Ahlussunah Wal Jamaah.
Fakta itu disampaikan Ketua PCNU Kota Surabaya, KH. Dr. Ahmad Muhibbin Zuhri. Dosen UIN Sunan Ampel Surabaya ini pernah menugaskan mahasiswanya di pasca sarjana untuk meneliti situs-situs berlabel Aswaja. Hasilnya mencengangkan, tenyata 67% situs dengan nama Aswaja itu malah menjauhkan dari nilai-nilai Aswaja. Sementara sisanya 33% masuk kategori situs Aswaja. Itu pun tak semuanya Aswaja An Nahdliyah yang menjadi pedoman warga NU.
“Ini lah bahaya bahayanya kalau belajar dari Mbah Google. Karena nyatanya banyak situs palsu yang mendompleng nama Aswaja. Karena itu belajar itu harus ada tempatnya dan gurunya agar tidak tersesat,” tutur Kiai Muhibbin saat mengisi khotbah Subuh di Masjid Abu Adenan, Perumahan Gunung Sari Indah, Karang Pilang, Sabtu (15/6).
Kiai Muhibbin mengungkapkan, karena itu pentingnya masjid-masjid NU menjaga nilai-nilai Aswaja An Nahdliyah. Sebab lanjutnya, banyak terjadi akhir-akhir ini masjid yang awalnya beramaliah Aswaja berubah dengan ajaran faham radikal yang gemar mengkafirkan dan membid’ahkan amaliah NU.
Padahal masjid itu awalnya didirikan oleh warga NU. Bahkan masjid itu dihibahkan untuk syiar NU. Namun karena warga NU lebih senang salat di rumah, akhirnya masjid itu dikuasai oleh orang lain dengan faham yang bertolak belakang dengan ajaran Aswaja.
“Kondisi tersebut banyak terjadi di komplek perumahan. Karena itu, saya mengapresiasi inisiatif takmir dan jamaah masjid Abu Adenan yang memproklamirkan masjid ini sebagai masjid yang berpedoman pada amaliah, ubudiyah dan iktiqadiyah Aswaja An Nahdliyah,” ujar Ketua Bidang Imarah Badan Pengelola Masjid Nasionl Al Akbar Surabaya, tersebut.
Sementara itu, Ketua Umum Takmir Masjid Abu Adenan, H. Yayat Hidayat, S. Ag menjelaskan proses Masjid Abu Adenan mempertahankan nilai Aswaja An Nahdliyah sebagai amaliah melalui proses yang panjang. Bahkan pernah hampir terjadi kontak fisik dalam mempertahankan masjid ini agar tetap berpedoman pada Aswaja An Nahdliyah.
Karena itu, untuk menghindari terjadinya hal di masa lalu terulang kembali. Maka pihak takmir masjid dengan persetujuan yayasan membuat prasati yang berisi maklumat yang menegaskan kalau masjid Abu Adenan ini berpedoman pada amaliah Aswaja An Nahdliyah yang menjadi pedoman warga NU.
“Masjid ini dihibahkan dan dibangun untuk syiar NU. Karena itu kami punya tanggungjawab untuk menjaga amanat itu. Jangan sampai masjid ini direbut oleh pihak dengan faham jauh dari Aswaja. Tapi siapapun tidak dilarang untuk beribadah di sini. Orang di luar NU silahkan kalau mau salat di sini, selama menghormati nilai-nilai Aswaja An Nahdliyah yang menjadi pedoman di masjid ini,” pungkas Haji Yayat.
Turut hadir dalam acara penandatanganan prasasti Aswaja An Nahdliyah di Masjid Abu Adenan, Ketua MWC NU Kecamatan Karang Pilang, KH. Abbas, S. Ag dan Kapolsek Karang Pilang, Kompol Widjanarko, serta Ketua PAC GP Ansor Karang Pilang, Budhi Hadi Syahputra. KBID-DAY