KAMPUNGBERITA.ID-Kinerja PD Pasar Surya (PDPS) belum optimal. Karena itu, Komisi B (Bidang Perekonomian dan Keuangan) DPRD Kota Surabaya meminta jajaran direksi banyak berinovasi agar bisa memberikan keuntungan bagi Pemkot Surabaya.
Setidaknya PD Pasar Surya punya target menyelesaikan utang-utang peninggalan sebelumnya, termasuk utang pajak yang nilainya besar itu.
Hal ini disampaikan anggota Komisi B DPRD Kota Surabaya, Agoeng Prasodjo usai rapat koordinasi dengan BUMD milik Pemkot Surabaya di ruang Komisi B, Selasa (22/10/2024).
Agoeng mengatakan, selain perkenalan dengan anggota baru, Komisi B juga melakukan pendalaman tipis-tipis dibalik belum optimalnya kinerja PD Pasar Surya.
“Dari pendalaman itu, teman-teman PD Pasar Surya memang tidak bisa bergerak secara leluasa,”ujar dia.
Kenapa? Karena, menurut politisi Partai Golkar ini, Dirut PD Pasar Surya, Agus Priyo Akhirono terbebani warisan utang yang banyak.
“Artinya orang kalau sudah berjalan terus dibebani dengan beban berat, maka jalannya mesti enggak stabil,”kata dia.
Untuk itu, lanjut Agoeng, Dirut PD Pasar Surya yang baru ini harus mempunyai terobosan-terobosan untuk mendapatkan pemasukan. Jangan hanya membayar bunga utang itu saja, tapi harus ada terobosan bagaimana membayar pokoknya semua itu, sehingga ke depannya bisa langsung running.
Komisi B apa memberi target kapan utang itu bisa lunas? Agoeng yang juga mantan Sekretaris Komisi C DPRD Kota Surabaya menyampaikan, pihaknya hanya memberikan solusi pelan-pelan, bukan memberi target.
“Ya, nanti Komisi B akan mengundang lagi PD Pasar Surya, sejauh mana laporan hasil dari masukan kita tadi, ” terang Agoeng.
Lantas apa yang jadi perhatian dari PD Pasar Surya?Dia menjelaskan, kalau bicara soal perusahan daerah, mestinya bicara soal profit oriented (keuntungan).Tapi kondisi PD Pasar Surya saat ini kan cukup memprihatinkan.
“Pak Agus ini kan baru pegang jabatan Dirut, tapi sudah ditumpuki utang banyak. Ia harus berjalan dengan beban berat, sementara di lapangan harus membersihkan riak-riak. Ini sangat berat. Makanya, tadi kita beri masukan,” tegas dia.
Sebenarnya PD Pasar Surya punya banyak aset yang bisa digali. Bagaimana aset-aset tersebut dimaksimalkan untuk menutupi utang, meskipun tidak harus menjual. Masih banyak opsi-opsi yang bisa dikerjakan. “Makanya, kita minta Pak Dirut menyelesaikan secepat mungkin,” tutur dia.
Lebih jauh, dia menjelaskan, dengan status PD Pasar Surya yang berubah menjadi Perseroda sebenarnya lebih enak. PD Pasar Surya akan lebih leluasa melakukan pengembangan.
Yang jelas, lanjut dia, dengan utang banyak, utang pajak juga ada, rekanan harus dibayar, maka jika ditotal utang PD Pasar Surya cukup banyak.
“Makanya, sekali lagi harus ada terobosan-terobosan. Aset juga banyak dan bisa dikerjasamakan dengan opsi-opsi. Sebenarnya banyak yang bisa digali,”tandas Agoeng seraya menambahkan Pemkot Surabaya tak perlu melakukan penyertaan modal di PD Pasar Surya karena BUMD milik Pemkot Surabaya tersebut memiliki banyak aset dan banyak di lapangan yang belum digali.
Sementara merespons pernyataan tajam dari anggota Komisi B, Baktiono terkait besaran Take Home Pay (THP) direktur yang ternyata nilainya lebih tinggi dibanding deviden yang bisa disetorkan ke Pemkot Surabaya, Dirut PD Pasar Surya, Agus Priyo Akhirono tidak membantahnya.
“Itu betul, terima kasih atas atensi sekaligus koreksinya kepada kami,” ujar dia.
Dia menegaskan, dirinya saat ini masih memikirkan bagaimana memberikan pelayanan yang terbaik kepada para pedagang. Selain itu, juga memikirkan utang-utang warisan sebelumnya yang harus diselesaikan.
Ke depan, Agus mulai berpikir lagi untuk menggunakan kerja sama dengan pihak ketiga (investor) dengan sistem Build Operate Transfer (BOT). Karena BOT ini cukup menarik. Bahkan, sebenarnya sekarang ini juga ada beberapa permasalahan yang harus diselesaikan.
“Ini yang harus kami pelajari dulu secara detil agar ke depannya tidak merugikan ke direksi-direksi setelah saya,” tegas dia.
Dia mengaku, dirinya betul-betul harus resik-resik. Yang dulu kurang-kurang atau enggak pas akan diselesaikan sekarang. Hal ini agar ke depannya ada BOT dalam jenis apapun kerjasamanya sehingga bisa membuat PD Pasar Surya lebih maju lagi.
Ditanya soal kendala, Agus menegaskan jika nilai peninggalan beban utang sebelumnya terlalu besar sehingga menghambat program yang lain. Namun pihaknya sudah membuat skema penyelesaian (pembayaran) yang saat ini bisa berkurang hingga 50 persen.
“Kita sudah mencicil. Artinya, dari awal kita masuk sudah berkurang hampir 50 persen. Mudah-mudahan ke depannya kita bisa berpikir soal pengembangan bisnis yang lebih banyak lagi. Apalagi, kami akan berubah menjadi Perseroda. Karena kalau masih bertahan dengan perusahaan daerah, ruang geraknya juga terbatas,” ucap Agus.
Ditanya deviden sudah berapa persen pada triwulan ketiga ini? Agus mengatakan,
deviden 2024 senilai Rp 2 miliar. “Insya Allah akan terpenuhi di tahun ini,” pungkas dia. KBID-BE