KAMPUNGBERITA.ID – Calon wakil gubernur nomor urut satu, Emil Elestianto Dardak selama bulan Ramadan ini tampaknya super sibuk dengan segala kegiatannya. Saat tengah malam hingga santap sahur dia berad di gang Dolly diskusi dengan pemuda setempat. Saat ngabuburit Emil berada di kawasan Karangmenjangan menanti buka puasa bersama warga.
Saat di bekas lokalisasi Dolly, yang sudah berubah jadi sentra industri kreatif, peran pemuda jadi sangat setrategis untuk mengubah wajab baru Dolly. Gang Dolly saat ini sudah tumbuh UMKM semisal kerajinan batik, sandal hotel, sepatu dan goody bag, kerajinan tangan dan lain sebagainya.
“Disini ayo kita harus menggali kreativitas anak-anak muda mulai dari membuka usaha, sosiopreneur disinilah tempatnya. Kreativitas dan inovasi temen-temen nantinya akan saya jadikan program nyata agar kawasan Dolly lebih maju lagi industri kreatifnya,” ajak suami Arumi Bachsin di Ropang Kopi 55, kawasan Dolly, Surabaya (22/05).
Alumni University of Oxford ini juga menambahkan bahwa Jawa Timur dengan proporsi UMKM dalam perekonomian yang sangat baik. Oleh karenanya perlu upaya memberdayakan UMKM (industri kreatif) dengan optimal. Ia mencontohkan salah satu inovasi yang telah dikembangkannya di Trenggalek yakni communal branding alias menciptakan produk atau merek milik bersama, karena pelaku usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) tidak akan mampu membuat citra brand sendiri karena terlalu mahal.
Di Roping Kopi ini Emil juga tak lupa memuji pengelola cafe karena dikelola oleh tangan kreatif anak-anak muda Dolly.
“Ini luar biasa eks lokalisasi bisa disulap oleh tangan kreatif menjadi cafe shop yang kekinian. Arsitektur akan mempengaruhi jiwa orangnya, design cafe seperti ini akan mendorong kita lebih kreatif,”ujar dia.
Saat sore hari, Emil mengisi kampanye di bulan Ramadan dengan ngabuburit berburu sajian takjil buka puasa di Pasar kaget takjil Karang Menjangan. Terlihat, Emil tak kuasa menahan kebiasaannya lama jika makan di PKL, mengambil menu sendiri bahkan jadi chef dadakan dengan mencoba membuat martabak mie kas Madura. Sambil dipandu oleh Afidah (pedagang martabak), Emil Dardak langsung beraksi seperti koki profesional membuat martabak mie khas Madura.
“Sulit ya pak, soalnya bapak biasa pegang bolpoin. Membuat Martabak mie memang tidak mudah, saya saja dulu belajar sepuluh tahun. Itupun tidak langsung bagus,” kelakar Afidah sembari bergurau dengan Bupati Trenggalek non aktif ini.
Emil Dardak merasa senang bisa ngabuburit bersama pedagang takjil, karena momen seperti ini mampu mendekatkannya dengan masyarakat. Kedekatan dengan masyarakat adalah cara untuk menyerap aspirasi secara langsung sehingga ia mendapatkan banyak masukan untuk menyempurnakan kepemimpinannya.
Hal lain yang tak kalah penting dari fenomena ngabuburit kata Emil bertemunya begitu banyak kreasi dan inovasi baru terutama bagi pedagang kaki lima dalam menjajakan menu-menu baru pilihan konsumen.
“Ngabuburit ini sangat positif dan ada sharing ekonomi di sini,” ujar cawagub nomor urut 1 tersebut. KBID-DAY