KampungBerita.id
Kampung Gaya Teranyar

Manfaatkan Jaringan Medsos, Perisai Ajak Warga jadi Peserta BPJS Ketenagakerjaan

Agen Perisai
Luluk saat sosialisasi dan membagikan kartu BPJS Ketenagakerjaan ke ibu-ibu PKK.@KBID2021

KAMPUNGBERITA.ID – Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Ketenagakerjaan mengambil sejumlah langkah untuk mengedukasi sekaligus mengajak masyarakat menjadi peserta BPJS Ketenagakerjaan. Salah satu caranya dengan membentuk sistem keagenan. Yaitu, melalui Penggerak Jaminan Sosial Nasional (Perisai).

Nah, di Sidoarjo berbagai cara dilakukan perisai untuk mengajak masyarakat menjadi peserta BPJS Ketenagakerjaan. Suka duka dialami perisai dalam menjalankan profesinya. Apalagi di saat pandemi Covid-19.
Meski demikian mereka tak gentar. Dengan tetap menerapkan protokol kesehatan yang ketat, perisai berupaya untuk memperluas cakupan kepesertaan pekerja informal atau Bukan Penerima Upah (BPU) dan Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM).

Di Sidoarjo, agen perisai bisa dari mana saja dan siapa saja. Seperti yang dilakukan Luluk. Meski usianya sudah 53 tahun, perempuan asal Desa Semambung, Kecamatan Wonoayu, Sidoarjo ini merupakan salah satu agen perisai senior dari kantor BPJAMSOSTEK Sidoarjo.

Dia pernah terpilih menjadi agen terbaik mewakili Sidoarjo untuk mendapatkan pelatihan tingkat nasional pada 2019. Meski sudah terlatih, adanya pandemi membuat dia harus memutar otak lagi.
Apalagi, sosialisasi dengan mengumpulkan orang saat itu masih dilarang. Covid-19 yang sempat mengganas pertengahan 2021 juga semakin mempersempit ruang gerak orang untuk tatap muka.

Namun, Luluk tak hilang akal. Wanita single parent dengan satu cucu ini pun mengubah pola kerjanya. Dia memanfaatkan jaringan pertemanan yang dimilikinya. Mulai dari dari grup WhatsApp hingga media sosial (medsos).

“Saat pandemi semuanya menjadi susah. Orang-orang takut dan waswas. Karena itu pola kerja diubah dengan memanfaatkan jaringan saya,” ungkapnya.

Itu pun juga tidak gampang. Sejumlah penolakan dari masyarakat untuk bergabung sebagai peserta BPJS Ketenagakerjaan sudah biasa baginya.
“Intinya jangan kendor harus yakin. Toh kita memberikan informasi manfaat bagi mereka untuk ke depannya,” ucap perempuan murah senyum itu.

Dengan hanya membayar minimal Rp 16.800 per bulan, sebenarnya peserta sudah bisa mendapatkan dua program. Yakni, Jaminan Kecelakaan Kerja (JKK) dan Jaminan Kematian (JKM).
“Pokoknya harus telaten dan tekun serta sabar,” imbuhnya.

Akhirnya, kerja kerasnya membuahkan hasil. Sejumlah teman, tetangga, keluarga dan koleganya satu per satu dapat memahami apa yang dijelaskan Luluk. Pentingnya keikutsertaan menjadi anggota BPJS Ketenagakerjaan bisa dimengerti oleh mereka.

Usai kontak-kontakan lewat handphone, Luluk pun mengajak mereka untuk kopi darat. Tujuannya untuk menjelaskan lebih gamblang. Hingga kini, sebagai perisai, Luluk mengaku mendapatkan rata-rata penghasilan tiap bulan Rp 2,5-Rp 3 juta.

“Bagi saya jika ada masyarakat yang daftar ke BPJS Ketenagakerjaan itu bonus tersendiri. Bonus dalam arti melindungi keluarga dari risiko kerja yang tidak pernah kita ketahui. Tidak hanya karena saya dapat penghasilan tetapi ada rasa lega bisa membantu orang lain,” ungkap Luluk.

Bisa membantu masyarakat menikmati hasil kerja kerasnya membuat dia terenyuh. Itu terjadi ketika dirinya membantu proses klaim JKM. Keluarga ahli waris yang ditinggalkan peserta BPJS Ketenagakerjaan itu tiba-tiba datang ke rumah. Mereka mengucapkan banyak terima kasih sambil menangis.

Kenapa ? Uang hasil klaim JKM ruapnya bisa untuk membantu keluarga. Terutama untuk acara kirim doa.
“Mereka datang ke rumah dengan membawa gula dan beras, sambil nangis dan bilang alhamdulliah sudah dibantu. Lumayan uangnya buat kirim doa ke almarhum,” ujar ibu tiga anak itu menceritakan.

Hal yang sama juga dilakukan agen perisai lainnya dari Kantor Cabang Pembantu BPJS Ketenagakerjaan Krian, Sidoarjo. Namanya Moch Said. Profesinya sebenarnya Satgas Brigade Serikat Pekerja Seluruh Indonesia (SPSI). Namun, pria 50 tahun itu memanfaatkan profesinya dengan baik.

Sejak menjadi agen perisai Juli 2019, bapak dua anak ini langanan juara 1 agen terbaik di Kantor BPJAMSOSTEK Krian. Dia sangat senang bisa membantu teman dan keluarga. Baik di SPSI dan UMKM di desa. Selain itu, sebagai perisai, dia banyak diberi kemudahan.
“Misalnya teman-teman saya biasanya tidak mau antre saat klaim. Kebetulan kita mendapat akses cepat dari pimpinan di kantor BPJS Ketenagakerjaan saat klaim. Mereka sangat senang,” ungkap pria asal Taman, Sidoarjo itu.

Dengan kegigihannya menjadi perisai, dia kini punya kantor agen perisai. Dinamai, Said Jaya. Dia juga memiliki enam anak buah. Di sisi lain, selama pandemi Covid-19 ruang geraknya untuk bersosialiasi juga sangat terbatas. Namun, hal itu menambah semangatnya untuk bekerja. Jaringan pertemanan yang dimilikinya membuat Said tambah moncer.

“Strateginya sering membuat status di WhastApp dan grup. Saya selalu membuat status bagaimana para pekerja atau masyarakat dapat sejahtera di usia tuanya nanti,” ungkap Said yang juga anggota Banser Sidoarjo itu.

Cara itulah yang menjadikan Said bisa merekrut banyak peserta BPJS Ketenagakerjaan. Dirinya mengaku masih rutin akusisi peserta baru tiap bulan meskipun virus corona melanda Indonesia.

“Bekerja di agen perisai yang tidak enaknya hanya nol koma alias hampir tidak ada. Sementara itu enaknya jika kita bisa membantu teman-teman serikat buruh atau peserta yang kita daftartarkan bisa terlindungi JKK, JKM serta program unggulan lainnya seperti JHT dan Jaminan Pensiun,” ucapnya.

Said menganggap menjadi agen perisai bukan pekerjaan sampingan. Karena itulah dia ingin total untuk ikut serta mensosialiasikan pentingnya ikut BPJS Ketenagakerjaan.
“Karena jika kita menganggap sebagai side jobs, maka Tuhan akan memberikan kita rezeki sampingan,” pungkas Said. KBID-TUR

Related posts

Hindari Persoalan Hukum, Pemkot Surabaya Diminta Salurkan Anggaran Keluahan sesuai Perwali

RedaksiKBID

Siapkan Thermal Detector di 3 Pintu, Masjid Al Akbar Batasi Wisatawan Asing

RedaksiKBID

Ketua DPRD Surabaya Sarankan Hotel dan Apartemen jadi Tempat Observasi Covid-19

RedaksiKBID