KampungBerita.id
Kampung Raya Peristiwa Surabaya Teranyar

Persiapan Piala Dunia U-20, Pemkot Surabaya Kebut Pemasangan Geomembran di PLTSa Benowo

Pemkot Surabaya ngebut pemasangan geomembran dan penanaman pohon di PLTsa Benowo.@KBID-2022.

KAMPUNGBERITA.ID-Pemkot Surabaya melakukan berbagai upaya untuk mempersiapkan event internasional Piala Dunia U-20 pada 2023 mendatang. Di antaranya dengan memasang geomembran dan mengebut penanaman pohon di area Pembangkit Listrik Tenaga Sampah (PLTSa) Benowo guna mencegah bau sampah yang berasal dari PLTSa tersebut.

Kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Surabaya, Agus Hebi Djuniantoro memastikan bahwa pihaknya melakukan berbagai upaya untuk mencegah bau sampah di TPA Benowo yang berasal dari fermentasi sampah yang ada di tempat tersebut. Fermentasi itu menimbulkan gas metan dan sulfur, sehingga menyebabkan bau kurang sedap.

“Untuk menghilangkan bau tersebut, kami melakukan berbagai hal agar saat digelar Piala Dunia U-20 nanti tidak bau,”kata Hebi.

Adapun langkah-langkah yang dilakukan, yakni pemkot meminta pengelola PLTSa Benowo untuk menutup tumpukan sampah itu dengan geomembran. Hal ini agar gas yang ditimbulkan oleh sampah itu tidak keluar. Selama ini tumpukan sampah itu memang sudah ditutup geomembran, namun ada yang sobek. Makanya, saat ini dipasangi lagi dan ditutup semuanya.

“Sampai sekarang pengerjaan pemasangan geomembran itu sudah lebih dari 50 persen. Kita terus kebut dan kita targetkan awal September sudah harus tuntas dan tertutup semuanya. Karena nanti akan ada inspeksi dari FIFA untuk mengecek hasil pengerjaan ini. Apalagi, kalau ditutup semuanya kan juga lebih cantik secara estetikanya,” ujar dia.

Selain itu, alnjut Hebi, pemkot juga meminta penambahan methane capture. Jadi, di TPA itu ada pipa-pipa atau blower yang dipasang di bawah TPA yang bernama methane capture. Alat ini yang kemudian menangkap gas metan dari sampah-sampah tersebut lalu diolah di generator hingga akhirnya bisa menjadi energi listrik

Methane capture itulah yang kami minta untuk ditambah agar lebih efektif lagi menangkap gas metan,”ungkap dia.

Selanjutnya, sampah-sampah yang baru datang atau sampah harian, diminta untuk disemprot terlebih dahulu oleh bakteri mikroorganisme untuk menyerap bau-bau yang ditimbulkan dari sampah baru tersebut.

“Jadi, ketika baru sampai di TPA langsung kita semprot bakteri mikroorganisme, sehingga baunya tidak terlalu menyengat,” tandas dia.

Langkah berikutnya, kata Hebi, jajaran pemkot terus memperbanyak penanaman pohon di sekeliling kawasan TPA. Green belt atau sabuk hijau itu ditanami berbagai macam pohon, mulai dari pohon bambu dan pohon besar lainnya. Penanamannya pun dibuat bertingkat sehingga pepohonan itu nantinya berbentuk tangga-tangga, dan sampah yang ada di TPA itu tidak akan terlihat dari jalan raya yang baru dibangun.

“Penanaman pohon itu sudah kami kebut sejak bulan lalu, dan saat ini sudah ada sekitar 3.500 lebih pepohonan yang kita tanam. Pohonnya pun bermacam-macam, sehingga nanti di kawasan TPA itu akan terlihat sangat hijau, dan bukan lagi tumpukan sampah,” pungkas dia. KBID-HMS/BE

Related posts

DPRD Surabaya Sambut Baik Refocusing APBD 2021 untuk Bayar Kekurangan Insentif Nakes

RedaksiKBID

Meski di Tengah Pandemi, Investasi di Surabaya Tembus Rp 64 Triliun

RedaksiKBID

Dana Kelurahan Dipolitisasi, RT/RW Diminta Pasang Gambar Er-Ji Agar Bisa Dicairkan

RedaksiKBID