KampungBerita.id
Kampung Raya Peristiwa Surabaya Teranyar

Pulang Haji Diterpa Isu Positif Covid-19, Ini Penjelasan Machmud

Machmud menyatakan dirinya sudah di swab antigen sekali di Asrama Haji Sukolilo Surabaya (AHSS). Selain itu, ada 46 orang yang dicurigai positif Covid-19. Lantas 46 orang tersebut termasuk satu dokter kloter, diminta swab lagi, tapi swab PCR. “Ya, kita semua ikuti sesuai aturan,” tegas dia, Minggu (24/7/2022).

Usai di swab PCR, lanjut Machmud, 46 orang tersebut disuruh menunggu hasilnya di kamar Asrama Haji Sukolilo, sambil istirahat. “Setelah dua jam lebih sedikit, datang petugas didampingi aparat berbaju tentara (TNI) dari Kodim. di situ diumumkan semua boleh pulang. Kebetulan pengumuman itu didengar beberapa staf KBIH Jabal Rahmah atau Darul Muttaqien
yang menemani ngobrol di depan kamar asrama. Setelah itu paspor dibagikan dan Kamis (21/7/2022), 46 orang itu pulang,”ungkap Machmud.

Tapi Machmud, yang juga ketua Fraksi Partai Demokrat DPRD Kota Surabaya ini merasa kaget. Karena, sehari sebelumnya, Rabu (20/7/2022) beredar kabar jika dirinya positif. Bahkan, ada WhatsApp (WA) hasil tracing dari Puskesmas Manukan Kulon yang beredar kemana-mana, dari Pakal, Benowo, Sukomanunggal, Sambikerep, dan Tandes.

Isu tersebut tak ditanggapi oleh Machmud. Karena itu sebagian warga yang mau berkunjung ke rumahnya, dijawab Machmud dengan kronologi seperti yang dialaminya.

Sebagian besar tidak ngurusi itu, dan sebagian menahan diri. “Ya, sebagai tuan rumah saya tidak bisa menolak bagi mereka yang minta ditemui,”tandas dia.

Kemudian, lanjut Machmud, Sabtu (23/7/2022) pagi, Kepala Puskesmas Manukan Kulon yang baru, Lolita menelepon dirinya. Ia mau ke rumahnya untuk melakukan swab. Machmud pun dengan senang hati mempersilakan.
Kemudian datanglah Kepala Puskesmas Manukan Kulon itu bersama beberapa staf ke rumah Machmud untuk melakukan tes swab dengan naik ambulans. Tidak hanya Machmud, ternyata semua tamu yang ada di rumah Machmud diswab. Dan semua tidak ada yang keberatan. Setelah diswab semua, kepala puskesmas minta istri dan anak Machmud juga diswab.
“Alhamdullillah semua yang di-swab antigen hasilnya negatif, termasuk saya,” ungkap Machmud.

Khusus dirinya, kata Machmud, diswab lagi PCR.”Saya dengan senang hati mengatakan monggo,”imbuh dia.

Akhirnya, Sabtu (23/7/2022) pagi, Machmud diswab PCR dan hasilnya disuruh menunggu dua hari lagi.

Tapi yang membuat Machmud kaget, Sabtu malam beredar lagi kabar kalau hasil swab Sabtu pagi itu hasilnya dirinya positif. Padahal, Machmud sendiri sebagai objek yang diswab belum tahu apa-apa. Hasilnya juga belum keluar dari laboratorium.

Kemudian masalah ini ditanyakan oleh Machmud ke Kepala Puskesmas Manukan Kulon, dan ia sendiri juga heran, kok ada kabar seperti itu. Karena kepala puskesmas sendiri belum menerima hasil, kan baru keluar dua hari. Andaikan menerima pun pasti tidak untuk konsumsi publik. Karena itu sifatnya sangat pribadi.

Sebagai mantan jurnalis, naluri investigasi Machmud muncul kembali. Dia melacak asal info tersebut dari mana. “Ternyata dari staf puskesmas sendiri ada yang bikin gaduh. Nelpon sana, nelpon sini. Akhirnya, yang ditelepon menghubungi saya,” jelas Machmud.

Ada info seperti itu, kemudian ada dari kader kesehatan yang mancing-mancing, lalu ditanggapi oleh staf puskesmas tersebut. Biar ada materi soal Machmud yang dikabarkan positif. “Benar-benar terencana dengan baik. Sepertinya mereka berdua saling melempar dan meyakinkan ibu-ibu kalau saya positif. Maka jadilah kehebohan ini. Akibatnya WA mengalir ke saya untuk memastikan,” tutur Machmud.

Dia juga heran, kenapa ya staf puskesmas berperilaku seperti itu? “Bagi saya andaikan hasilnya positif, tidak ada masalah. Biasa saja. Saya dan istri sudah pengalaman kena virus ini juga yang lebih parah. Semua saya beritahu. Tidak saya tutup-tutupi. Tapi sekarang ini belum ada hasil swab Sabtu pagi, tapi Sabtu malam sudah dikabarkan seperti itu,” beber Machmud.

Terlepas dari persoalan ini, kata Machmud, rupanya ini sebagai petunjuk jika di dalam Puskesmas Manukan Kulon ada staf yang seperti itu. Makanya, dirinya harus menyikapi.
“Ibu-ibu kader yang ragu ke rumah saya sebaiknya jangan ke rumah. Untuk yang takut harus diswab di puskesmas setelah dari rumah saya, ya jangan ke rumah ya. Enggak apa-apa, sebagai orang yang mengerti politik, perlakuan seperti ini terhadap saya adalah hal yang biasa,”tegas Machmud seraya menambahkan apapun hasil swab nanti akan diumumkan.

“Andaikan saya positif, saya malu kalau saya korupsi.Saya malu kalau jadi tukang fitnah, ” imbuh dia.

Meski sempat heboh, namun rombongan warga lainnya masih ada saja yang datang ke rumah Machmud. Padahal, dia sudah diberitahu dan dijelaskan tapi tetap saja tidak mau menggubris puskesmas.

Ditanya soal oknum staf puskesmas atau kader yang menyebarkan isu tersebut, apa sudah minta maaf? “Wis Jarno ae (sudah biarkan saja),”pungkas Machmud. KBID-BE

Related posts

Berkas dan Tersangka Kasus Kerusuhan Mahasiswa Papua Dilimpahkan ke Kejati

RedaksiKBID

Kemenhub Bantu 104 Bus untuk Transportasi di Surabaya, Dewan Minta Pemkot Rekrut Sopir Angkot

RedaksiKBID

DPRD Surabaya Minta Tiga Layanan Dasar Dimaksimalkan untuk Semua Lapisan Masyarakat

RedaksiKBID