KampungBerita.id
Kampung Raya Peristiwa Surabaya Teranyar

Komisi A Minta Pemkot Surabaya Tak Anaktirikan Kawasan Wisata Religi Sunan Ampel

Pintu gerbang masuk ke Kawasan Wisata Religi Sunan Ampel.@KBID-2022.

KAMPUNGBERITA.ID-Komisi A DPRD Kota Surabaya meminta Pemkot Surabaya serius dalam mengawal kawasan Ampel sebagai destinasi Wisata Religi Surabaya.

Pasalnya, tak seperti destinasi Wisatawan lainnya, Ampel justru terkesan dianaktirikan, khususnya dalam segi keamanan dan ketertiban. Dampak dari tak adanya pengamanan ini kerap terjadi aksi pencopetan atau penjambretan yang sangat meresahkan para pengunjung makam Sunan Ampel.

Hal ini menjadi perhatian serius Komisi A ketika hearing dengan Polrestabes Surabaya, Polres Pelabuhan Tanjung Perak, Polsek Semampir, Koramil Semampir, Satpol PP Surabaya, Dinas Kebudayaan, Pemuda, Olahraga dan Pariwisata (Disbudporapar) Surabaya, serta kecamatan/kelurahan. “Terkait keamanan dan ketertiban di Wisata Religi Sunan Ampel ini memprihatinkan. Kita melihat tidak ada Satpol PP yang berjaga di sana. Hanya mobile. Beda dengan THP Kenjeran, taman-taman, dan Kya-Kya. Karena itu, kami ingin nantinya ada petugas satpol PP yang standby berjaga di sana. Kami juga berharap pemkot membangun pos tetap terpadu di sana,”ujar Wakil Ketua Komisi A, Camelia Habiba.

Selain itu, lanjut dia, perlu tambahan circuit closed television (CCTV) dan penerangan jalan di sekitar kawasan Ampel. Mengingat dalam dua bulan terakhir ini, tercatat ada 4-5 kasus pencurian disertai kekerasan.

Untuk itu, lanjut dia, selain memperketat pengawasan dengan mendirikan pos tetap terpadu, pemkot juga diminta memasang CCTV di sejumlah titik yang dinilai polisi rawan jambret dan copet.

Lebih jauh, Habiba menegaskan, bahwa kawasan Ampel sebagai objek Wisata Religi seharusnya lebih diperhatikan.Baik dari sisi kebersihan maupun keamanannya. Apalagi, Wisata Religi Sunan Ampel ini sudah berkelas nasional bahkan internasional, tapi tidak dioptimalkan oleh pemkot. “Kalau terus dianaktirikan seperti ini, maka apa perlu Kecamatan Semampir ini diikutkan saja ke Kabupaten Bangkalan,” ungkap Habiba.

Ke depan, Komisi A berharap ada kepedulian pemkot terhadap Wisata Religi Sunan Ampel. Minimal memperhatikan keamanan dan ketertiban. Karena dengan adanya ikon wisata Ampel tersebut maka dapat memberikan citra positif, bahkan menambah PAD di sektor pariwisata.

Sebaliknya, jika masih kerap terjadi kasus pencurian dan tak segera diatasi, otomatis Surabaya akan dicap sebagai kota yang meresahkan. “Berdasarkan laporan dari warga, pengurus RT-RW, polisi, itu mengungkapkan bahwa tingkat kriminalitas di kawasan Ampel cukup tinggi. Baik itu di sepanjang Jalan Nyamplungan hingga Jalan Pegirian. Karena itu, kami minta upaya konkret dari pemkot, kalau mengandalkan polisi saja tidak bisa, harus ada sinergitas,” tandas Habiba.

Hal senada diungkapkan anggota Komisi A lainnya, Imam Syafi’i. Menurut dia, keberadaan pos tetap terpadu yang selama ini belum ada perlu untuk segera dibangun. Selain itu, masalah ketertiban parkir juga perlu dikondisikan oleh Pemkot Surabaya. “Kalau kita bicara soal pariwisata, maka itu terkait dengan sarana dan prasarana parkir. Jadi pos keamanan itu harus ada. Pun tempat parkir yang mesti dipikirkan agar kawasan Wisata Religi Sunan Ampel tampak harmoni,” ucap politisi NasDem ini.

Kapolsek Semampir, Kompol Nur Suhud turut memberikan masukan terkait kawasan Ampel untuk memetakan permasalahan yang selama ini masih membelenggu. Sedikitnya ada tiga hal. Pertama, keberadaan jambret dan copet yang meresahkan. Kedua, masalah parkir di sekitar Jalan Nyamplungan-Pegirian. Dan ketiga, masalah pedagang asongan yang berjualan di pintu masuk AmpelKBID-BPAR

 

 

 

 

Related posts

Fraksi PKS Sampaikan Tujuh Catatan dalam Pamandangan Umum Rapat Paripurna Raperda LPJ APBD 2021, Apa Saja?

RedaksiKBID

Panama Sesumbar Mampu Bicara Banyak di Piala Dunia U-17

Baud Efendi

Ramadan di Sumenep, Warung Makan Dilarang Buka Siang Hari

RedaksiKBID