KAMPUNGBERITA.ID-Setelah Pasar Induk Osowilangun (PIOS) berdiri di perbatasan Surabaya-Gresik, kini pengusaha pasar buah grosir merambah tengah kota dengan membangun Pasar Induk Sidotopo (PIS).
Keberadaan PIS, tentu sangat mengancam keberlangsungan UMKM Surabaya.
Bagaimana sikap PD Pasar Surya terkait ini? Direktur Pembinaan Pedagang PD Pasar Surya, Taufiqurrahman. berharap PIOS maupun PIS yang merupakan pasar buah grosir tidak bertabrakan dengan UMKM Surabaya.
“Saya sudah dengar isu ada pedagang Pasar Keputran yang pindah ke PIS. Terus terang, dari sisi fasilitas PIS lebih baik, tapi dari sisi manajemen PD Pasar lebih unggul. Bahkan untuk sewa stan PD Pasar Surya lebih murah dan bisa dijangkau semua lini pedagang, “ujar dia, Selasa (11/10/2022).
Taufiqurrahman menjelaskan, para pedagang buah grosir yang dulu di hulu, kini ikutan jadi pedagang dan menyerbu Surabaya. Bahkan, supplier juga ikut langsung berdagang.
Karena, lanjut dia, PD Pasar Surya berharap ada kebijakan dari Pemkot Surabaya terkait ini. Apalagi Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi ke depan ingin warga Surabaya bisa berjualan untuk membangkitkan perekonomian Kota Pahlawan pasca pandemi Covid-19.
“Ya, kita tidak bisa masuk terlalu dalam. Tapi harapan kita jangan sampai keberadaan PIS bertabrakan dengan UMKM Surabaya,” tegas Taufiqurrahman.
Pemkot Surabaya sebagai pihak yang memberikan izin PIS diharapkan memberi tekanan-tekanan agar tak mengganggu UMKM Surabaya. Sehingga tidak terjadi rivalitas yang njomplang. “Jangan sampai warga Surabaya tidak survive di rumah sendiri,” tegas dia.
Apa bentuk tekanan itu? “Misalnya, PIOS atau PIS tidak boleh menjual dengan cara eceran. Harus beli sekian ton. Kami berharap kebijakan seperti ini bisa diterapkan, sehingga pedagang kecil bisa tetap eksis,” tandas dia.
Taufiqurrahman berharap, Pemkot Surabaya melakukan intervensi kepada PIOS atau PIS. Sementara PD Pasar Surya sendiri akan terus berbenah dan melakukan penataan agar ke depan bisa berkembang. KBID-BE