KAMPUNGBERITA.ID-Konflik yang terjadi di tubuh Perguruan Pembinaan Mental Karate (PMK) Kyokushinkai Karate-Do Indonesia yang melibatkan Kaicho Liliana Herawati dengan Erick Sastrodikoro dan Tjandra Sridjaja hingga harus diselesaikan di ranah meja hijau, mengundang keprihatinan dari warga perguruan.
Salah seorang warga perguruan, Senpai Samuel Teguh Santoso yang juga Pembina PMK Kyokushinkai Karate-Do Indonesia Cabang Kebraon ini, bahkan menyerukan agar kedua pihak yang bertikai untuk berdamai, sehingga bisa fokus pada pembinaan atlet dan pengembangan perguruan.
“Ya, harapan saya sebagai warga perguruan, bisa terjadi perdamaian atau islah. Damai itu indah lho”ujar Samuel di kantornya, Minggu (11/6/2023).
Dia mengaku, dalam perdamaian itu tentu ada syarat-syarat yang harus dipenuhi dan ini memang tidak mudah. Misal si A minta begini, sedangkan si B minta begitu.
“Tapi kalau kedua pihak bersedia saling membersihkan nama baik, saling memaafkan, tidak saling melaporkan kembali, dan tidak saling menggugat di kemudian hari, serta dituangkan dalam akta notaris yang baik, saya yakin masih bisa ketemu. Mumpung belum putusan Pengadilan Negeri Surabaya,” ungkap dia.
Lebih jauh, Samuel menjelaskan, dengan belum adanya putusan pengadilan, maka para pihak masih ada kesempatan untuk bermediasi ke arah damai, baik melalui pengacara atau pengadilan untuk berupaya agar para pihak diberi kesempatan untuk berdamai.
“Dengan perdamaian tersebut Kaicho Liliana bisa kembali ke rumahnya, berkumpul dengan keluarganya yang masih membutuhkan kasih sayang, ” tandas dia.
Terlebih Kaicho Liliana sebagai pimpinan perguruan di PMK Kyokushinkai Karate-Do Indonesia bisa aktif memimpin lagi bersama para senior atau pengurus perguruan. Hal ini agar aktivitas perguruan bisa berjalan normal dan tidak tertatih-tatih lagi.
Samuel juga mengimbau agar kedua pihak yang bertikai bisa meredam ego masing-masing untuk bisa kembali bersatu.
Bagaimana jika tidak bisa disatukan lagi? Dia menyatakan kalau memang sudah tidak bisa disatukan lagi, ya sudah enggak apa-apa membuat perguruan masing-masing.
“Yang satu berjalan dengan PMK Kyokushinkai Karate-Do Indonesia, yang lain juga berjalan. Monggo, saya tidak bisa mendikte. Tapi harapan saya bisa terjadi suatu perdamaian. Di sini saya tidak melihat perkaranya, tapi bagaimana kedua pihak bisa duduk bersama dan menyelesaikan persoalan ini dengan musyawarah. Kalau bisa tuntutan dicabut,” tandas Samuel yang juga Ketua DPD Partai Perindo Kota Surabaya ini.
Bagaimana jika KONI atau PB FORKI memediasi untuk membantu menyelesaikan konflik ini? Samuel mengaku, sebagai warga perguruan dirinya sangat senang kalau KONI atau PB FORKI membantu mendamaikan. “Ya , sangat senang kalau ada yang memediasi untuk mendamaikan para pihak, ” pungkas dia.
Seperti diketahui, persidangan terkait perkara dugaan memasukkan keterangan palsu dalam akta autentik yang melibatkan para pendiri Yayasan Pembinaan Mental Karate Kyokushinkai, dijadwalkan akan memasuki pemanggilan saksi-saksi.
Diketahui, Erick Sastrodikoro sebagai Sekjen Perkumpulan PMK Kyokushinkai telah membuat laporan ke Polrestabes Surabaya hingga penetapan Pimpinan Pusat PMK Kyokushinkai Kota Batu, Kaicho Liliana Herawati, sebagai tersangka dan ditahan oleh Kejaksaan Negeri Surabaya, dengan dugaan melakukan perbuatan memalsukan keterangan dalam akta autentik dan atau menggunakan sebagaimana tertuang dalam pasal 266 KUHP dengan ancaman pidana penjara selama tujuh tahun.
Beberapa kali persidangan yang melelahkan telah dilakoni kedua belah pihak, yang terakhir dengan menghadirkan saksi pelapor pada 7 Juni 2023 lalu. Tapi tetap saja, nampaknya belum ada titik terang pihak mana yang patut dianggap benar dan salah. KBID-BE