KAMPUNGBERITA.ID-Kawasan Pesisir Kenjeran bakal menjadi salah satu Proyek Strategis Nasional (PSN) dengan perencanaan Surabaya sebagai Waterfront City.
DPRD Kota Surabaya menyambut positif rencana pembangunan Waterfront City Surabaya yang dibiayai APBN tersebut.
“Kalau PSN diberikan kepada kota Surabaya tentu pemkot dan warga sangat senang. Ya, dari pada dikonsentrasikan untuk daerah tertentu saja, lebih baik PSN ini merata di semua daerah. Justru kalau tidak merata, Pemerintah Pusat bisa dianggap main kolusi,” ujar Ketua Komisi C DPRD Kota Surabaya, Baktiono, Rabu (17/4/2024).
Dia mengatakan, di Surabaya, PSN tersebut rencananya akan ditempatkan di tepi pantai kawasan Jembatan Suramadu dan THP Kenjeran. Menurut dia, ini akan sangat bagus sekali karena bisa menambah visi dan misi Wali Kota Eri Cahyadi akan lebih jelas.
Politisi senior PDI-P ini menjelaskan, Waterfront City ini didesain menghadap ke laut dengan infrastruktur atau jalan juga disiapkan. “Konsep Waterfront City ini sangat bagus, indah, dan tidak membebaskan lahan warga. Karena jalan Waterfront City berdekatan dengan laut yang nantinya akan dibangun oleh Pemerintah Pusat,” ungkap Baktiono.
Lebih jauh, dia menjelaskan, seperti yang pernah disampaikan di Komisi C, bahwa Jalan Lingkar Luar Timur (JLLT) untuk mengurai kemacetan lalu lintas di Surabaya Timur pun harus dievaluasi. Kenapa demikian? Karena JLLT ini memakan biaya cukup tinggi, bahkan puluhan triliunan untuk pembebasan lahan warga yang terdampak proyek tersebut.
Sedangkan Waterfront City ini tidak memakan atau menggusur lahan warga.
“Komisi C mengusulkan jalurnya di tepi laut akan lebih bagus. Seperti yang ada di luar negeri,”tandas dia.
Lantaran di tepi laut, tentu akan ada reklamasi. Menurut Baktiono, reklamasi pasti akan dibutuhkan karena tidak mungkin jalannya nanti belok-belok mengikuti alur dari Pulau Jawa atau daerah pantai yang ada di Surabaya.
“Ya, tentu ada reklamasi sedikit-sedikit agar jalurnya tidak belok-belok. Jadi jalurnya bisa lurus atau melengkung dengan baik, sehingga tidak membahayakan pemakai jalan yang ada di daerah tersebut,” jelas Baktiono.
Dia menegaskan, anggaran PSN ini dari APBN, karena kalau pakai APBD Kota Surabaya pasti tidak mampu. “Kecuali ada sharing anggaran, misalnya terbesar dari APBN sebesar 70 persen, APBD Provinsi Jatim 20 persen, dan sisanya dari Pemkot Surabaya,” imbuh dia.
Sebelum proyek tersebut dikerjakan tentu akan ada
Feasibility Study atau studi kelayakan dan juga survei masyarakat, kira-kira PSN ini lokasinya yang paling bagus dan strategis, serta bisa dinikmati wisatawan atau pengunjung itu dimana.
Baktiono meyebut, PSN sangat tepat jika ditempatkan di dekat Hutan Mangrove Wonorejo sehingga bisa nyambung dengan tempat-tempat wisata yang sebelumnya disediakan Pemkot Surabaya.
“Perlu dilihat dulu Feasibility Study seperti apa. Karena itu, Badan Perencanaan Pembangunan Daerah, Penelitian dan Pengembangan (Bappedalitbang) Kota Surabaya harus membuat kajian-kajian soal rencana PSN tersebut,yang nantinya akan dicocokkan dengan Pemerintah Pusat,” tutur dia.
Sementara saat ini beberapa fasilitas pendukung sudah tersedia, seperti Jembatan Suroboyo, THP Kenjeran, Taman Suroboyo, dan Sentra Ikan Bulak (SIB).
Seperti diketahui, sejak 2016 hingga Februari 2024, ada 195 Proyek Strategis Nasional (PSN) sudah selesai pembangunannya dan beroperasi penuh dengan nilai Rp1.519 triliun. Selain itu, ada 90 proyek dalam tahap konstruksi, produksi sebagian, dan beroperasi sebagian dengan nilai investasi mencapai Rp 2.960,7 triliun.
Di tahun ini, Menko Perekonomian Airlangga Hartarto menargetkan ada 41 PSN yang akan rampung. Di antaranya, lima proyek tuntas pada Januari sampai Maret. KBID-BE