KAMPUNGBERITA.ID – Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) mencatat setidaknya 1.259 warga mengungsi dampak status siaga dari Gunung Agung di Kabupaten Karangasem, Provinsi Bali. Jumlah tersebut diperkirakan akan terus bertambah.
“Pendataan pengungsi terus dilakukan. Jumlah pengungsi terus bergerak naik. Meskipun kepala daerah setempat belum memerintahkan secara resmi mengungsi, namun pengungsi banyak dilakukan warga. Data sementara dari Pusdalops BPBD Provinsi Bali, saat ini terdapat 1.259 jiwa pengungsi,” demikian diungkapkan Kepala Pusat Data Informasi dan Humas BNPB Sutopo Purwo Nugroho, Kamis (21/9).
Sutopo mengungkapkan pos pengamatan Gunungapi Agung merekam 563 kali gempa vulkanik dalam, dan 8 kali gempa vulkanik dangkal pada Rabu (20/9). Sedangkan, pada kamis antara pukul 06.00 – 12.00 Wib merekam 144 kali gempa vulkanik dalam dan 10 kali gempa vulkanik dangkal. Ada proses pergerakan magma yang mendorong permukaan dan meruntuhkan batuan yang menyumbatnya di pada jarak 5 kilometer di bawah permukaan bumi. Status Gunung Agung masih Siaga (Level III).
Tingginya intensitas gempa di sekitar Gunung Agung mengingatkan warga setempat akan situasi tahun 1963. Ketika itu, sebelum Gunung Agung meletus diawali gempa yang terus mengguncang.
“Ingatan sejarah tahun 63 waktu itu sebelum meletus sering terjadi gempa, makanya warga mulai mengungsi,” kata Sutopo.
Sementata itu pihaknya masih terus mendata jumlah pengungsi yang bergerak secara mandiri. Selain itu, belum ada evakussi warga secara besar-besaran.
Menurutnya, sejak Rabu (20/9), warga di radius 6 kilometer Gunung Agung secara mandiri mulai meninggalkan desanya. Mereka rupanya khawatir dengan gempa yang terus mengguncang wilayah sekitar Gunung Agung.
“Sudah ada pengungsi yang meninggalkan tempat tinggal secara mandiri karena gempa,” kata Sutopo.
Sementara itu, jumlah penduduk di Kawasan Rawan Bencana 3 (KRB 3) sesuai radius yang ditetapkan terdapat 49.485 jiwa yang berasal dari 6 desa di Kabupaten Karangasem yaitu Desa Jungutan Kecamatan Bebandem, Desa Buana Giri Kecamatan Bebandem, Desa Sebudi Kecamatan Selat, Desa Besakih Kecamatan Rendang, Desa Dukuh Kecamatan Kubu, dan Desa Ban Kecamatan Kubu.
“Pemerintah daerah Kabupaten Karangasem dan Pemda Provinsi Bali masih menyiapkan sarana dan prasarana pengungsian. Titik pengungsian sudah ditetapkan. Pendirian tenda, MCK, dapur umum, logistik, kendaraan evakuasi, dan lainnya masih terus disiapkan oleh berbagai pihak, baik dari BPBD, TNI, Polri, SKPD, PMI, relawan dan lainnya.”
Sementara kemarin, Gubernur Bali Made Mangku Pastika melaksanakan ibadah Ngaturang Bhakti Panglempana di Pura Basukian untuk memohon keselamatan dari Yang Mahakuasa. Usai sembahyang, Pastika mengeluarkan tiga imbauan untuk masyarakat di Pulau Dewata.
“Imbauan pertama, semuanya jangan panik! Kalau panik, kita mudah terhasut. Jangan pukul kulkul bulus (sejenis kentongan dari kayu jati) terlalu dini. Siapa yang berhak, berwenang, memukul kulkul bulus dan siapa yang memerintahkan, itu yang paling penting. Karena kulkul bulus pengaruhnya besar. Jadi jangan panik,” kata Pastika di kawasan Pura Besakih, Karangasem, Bali, Rabu (20/9) malam.
Imbauan kedua, Pastika menegaskan tim tanggap darurat bencana harus mengevakuasi lebih dulu kelompok rentan. Ia juga menyatakan orang dengan gangguan kejiwaan tidak boleh ditinggal, evakuasi ke RS Bangli untuk perawatan dan menghindari hal yang tidak diinginkan.
“Kelompok rentan mulai kita ungsikan, yaitu lansia, orang sakit, ibu hamil, anak-anak, dan orang dengan gangguan kejiwaan. Dari kemarin sudah dilakukan dan beberapa yang mengalami gangguan kejiwaan sudah dievakuasi ke RS Bangli. Tidak boleh ada yang dipasung atau ditinggal di rumah,” ujar Pastika.
Imbauan ketiga, Pastika meminta masyarakat di sekitar kawasan rawan bencana Gunung Agung untuk tidak menjual ternaknya dengan harga terlalu murah. Ia juga meminta masyarakat tidak menarik tabungannya di Lembaga Perkreditan Daerah (LPD), serta mengamankan harta bendanya di lokasi-lokasi yang telah ditentukan.
“Jangan tergesa-gesa menjual ternak dengan harga semurah-murahnya. Saya sudah minta untuk disediakan penitipan ternak. Saya akan cek, sudah ada belum dan di mana tempatnya,” ucap Pastika.
Besarnya jumlah pengungsi membuat pemerintah mengalihkan pengungsian ke Kabupaten Klungkung. Selain itu, warga yang tinggal dekat dengan Gunung Agung juga diungsikan di wilayah Kabupaten Buleleng. Kabupaten yang diungsikan dari Desa Dukuh dan Warga Desa Ban, Kecamatan Kubu, Karangasem yang masuk dalam Kawasan Rawan Bencana (KRB) III.
Mereka diantar dengan menggunakan truk dan ada juga beberapa warga yang menggunakan kendaraan pribadi, terutama sepeda motor.
Warga dari dua desa itu diungsikan ke Desa Tembok, Desa Sambirenteng, dan Desa Les, Kabupaten Buleleng. Mengingat, ketiga desa itu merupakan desa terdekat bagi warga setempat dan aman dari bencana erupsi Gunung Agung bila kemungkinan terjadi.
Berdasarkan data yang dihimpun, hingga Kamis (21/9) siang diperoleh ada 500 jiwa lebih yang sudah mengungsi ke Desa Tembok dan Desa Les, Buleleng, yang semuanya berasal dari desa-desa yang ada di Kecamatan Kubu, Karangasem.
Mereka pun kini sudah menempati beberapa tenda-tenda pengungsi yang sudah disediakan BPBD Buleleng dan BPBD Kabupaten lain di seluruh Bali dan anggota TNI.
Dari rincian data menyebutkan, jumlah pengungsi yang dari Kecamatan Kubu, karangasem barada di Desa Les, Kecamatan Tejakula, sebanyak 234 jiwa yang semuanya berasal dari Desa Ban. Dari total 234 jiwa itu, ada 2 orang dalam keadaan hamil.
Kemudian, pengungsi yang berada Desa Tembok, Kecamatan Tejakula, yang sebagian ditempatkan di Aula Kantor Desa Tembok dengan total 257 jiwa kebanyakan berasal dari Dusun Bahel dan Dusun Pandan Sari, Desa Dukuh, Kecamatan Kubu.KBID-KCM