KampungBerita.id
Headline Kampung Raya Peristiwa Surabaya Teranyar

DKPP-Polrestabes Screening Ketat Hewan Ternak yang Masuk Surabaya, Antiek: Harus Ada SKKH dari Daerah Asal

Ilustrasi. Hewan ternak dari luar daerah yang akan masuk Surabaya harus menyertakan surat keterangan kesehatan hewan dari daerah asal.@KBID-2022

KAMPUNGBERITA.ID-Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian (DKPP) Kota Surabaya akan membatasi masuknya hewan ternak dari empat wilayah terjangkit wabah penyakit mulut dan kuku (PMK). Bahkan, tak segan-segan melarang masuknya hewan ternak dari daerah lain yang tidak disertai surat keterangan kesehatan hewan (SKKH) dari daerah asal.

“Masuknya hewan ternak maupun daging dari empat wilayah terjangkit (Lamongan, Gresik, Mojokerto, dan Sidoarjo) tentu akan kita batasi. Yang jelas, hewan ternak di luar empat wilayah terjangkit yang masuk di Surabaya juga harus menyertakan SKKH dari daerah asal,” ujar Kepala DKPP Kota Surabaya Antiek Sugiharti seperti dilansir SS, Kamis (12/5/2022).

Dia mengatakan, bekerjasama dengan Polrestabes Surabaya, DKPP akan melakukan screening ketat pada hewan ternak yang masuk ke Kota Surabaya.

“Alhamdulillah sampai saat ini belum ditemukan kasus positif PMK di Surabaya. Tapi kita tetap berupaya agar jangan sampai wabah itu masuk dan menginfeksi hewan ternak di Surabaya, apalagi momen Idul Adha juga sudah dekat,” ungkap Antiek.

Yang jelas, lanjut dia, DKPP akan terus melakukan monitoring, untuk mengantisipasi penularan. Karena kemungkinan sakitnya hewan ternak sesampainya di Surabaya juga perlu diwaspadai, meski sebelumnya sudah disertai surat sehat dari daerah asal dan tidak ditemukan gejala.

“Kita perketat segala upaya pencegahan dulu. Tapi kalau sampai ditemukan kasus, kita akan langsung melakukan uji sampling, tracing dan karantina. Nanti kita juga akan bantu pengobatannya,”tandas dia.

Selain pelarangan masuknya komoditi hewan ternak dari wilayah terjangkit, Antiek juga membatasi interaksi petugas jagal di Kota Surabaya.

“Interaksi petugas rumah jagal dari wilayah terjangkit juga kita batasi. Karena ini bisa berpotensi menjadi ruang penularan juga,” kata dia.

Begitu juga dengan dokter dan petugas kecamatan. Nantinya, menurut Antiek, petugas hanya akan ditugaskan pada satu wilayah peternakan.

“Ya, semoga dengan berkolaborasi, virus PMK bisa kita cegah bersama dan tidak sampai masuk Surabaya,” pungkas dia. KBID-BE

Related posts

Ketum GMNI Nilai Fandi Utomo sosok Visioner untuk surabaya

RedaksiKBID

Kampanye Kebiasaan Baru, Kapolda Jatim Bagi-bagi Masker di Tugu Pahlawan

RedaksiKBID

Tolak Kilang Minyak Rosneft, Warga Tuban Enggan Jual Tanah

RedaksiKBID