KAMPUGBERITA.ID – Penerapan pembayaran non tunai untuk para pengguna jalan yang hendak melaju di jalan tol sudah mulai diberlakukan sejak 1 Oktober lalu. Di Surabaya, hampir sebagian besar gerbang tol sudah menerapkan mekanisme tersebut seperti di gerbang tol Satelit, Gunungsari 1 dan 2 dan Gerbang Tol Kejapanan-Gempol.
Sayangnya, meski sosialisasi gencar dilaksanakan pihak-pihak terkait baik Jasa Marga, Bank Indonesia selaku penyedia kartu, masih banyak masyarakat pengguna jalan yang bingung. Mereka pun harus memiliki lebih dari satu kartu elektronik.
Pasalnya, tiap gerbang tol memiliki kartu elektronik sendiri sendiri untuk pembayaran. Praktis, tak semua kartu elektronik bisa digunakan di tiap gerbang tol.
Kepala Divisi Sistem Pembayaran dan Pengelolaan Uang Rupiah Bank Indonesia (BI), Titien Sumartini mengatakan, beberapa ruas yang mulai melakukan pembayaran non tunai per 1 Oktober 2017 hanya bisa menggunakan produk kartu dari Bank Mandiri, yakni “E-Money”.
Gerbang tol tersebut masing-masing Gerbang Tol Kejapanan 1 dan 2, kemudian Gempol 1 dan 4, Pandaan, Gempol 2 dan 3, Gerbang tol Rembang serta Bangil.
Sedangkan untuk gerbang tol Satelit, Gunung Sari 1 dan 2 yang juga berlaku pembayaran nontunai wajib per 1 Oktober 2017 hanya bisa menggunakan kartu dari empat bank, seperti Mandiri (E-Money), BRI (Brizzi), BNI (TapCash) dan BTN (Blink).
“Kami berharap dalam waktu dekat semua gerbang tol bisa menggunakan semua kartu agar tidak merugikan pengguna tol,” ujarnya.
Mengenai respon masyarakat atau pengguna jalan tol terkait penggunaan uang elektronik di tiap-tiap gerbang tol, Public Relations PT Jasa Marga (Persero) Tbk Cabang Surabaya-Gempol Agus Tri Antyo mengatakan, penetrasi pengguna uang elektronik cukup tinggi.
”Di gerbang tol satelit sebesar 99 persen. Gerbang tol Gunungsari juga 99 persen dan gerbang tol Kejapanan-Gempol 60 persen,” kata Public Relations PT Jasa Marga (Persero) Tbk Cabang Surabaya-Gempol Agus Tri Antyo, Selasa (3/09).
Mengapa di gerbang tol Kejapanan-Gempol hanya 60 persen? Agus mengatakan karena integrasi dengan ruas yang lain belum sepenuhnya menerapkan transaksi uang elektronik.
Lebih lanjut, Agus menyampaikan, animo masyarakat terutama untuk tol Surabaya-Gempol sudah 99 persen. “ 1 persennya belum menggunakan uang elektronik yakni truk cold diesel dari luar kota karena mereka belum memiliki uang cukup untuk membeli kartunya,” jelas dia.
Agus mengatakan, untuk sosialisasi tersebut sudah dimulai sejak tahun 2012 dan lebih gencar pada tahun 2014. “Sosialisasi ini bukan hanya dilakukan oleh Badan Usaha Jalan Tol (BUJT), tetapi juga bank penerbit ‘kartu’ yang dipimpin oleh Bank Indonesia (BI),” ungkapnya.
Ketika ditanya tentang tarif antara tunai dan non tunai, pihaknya mengatakan tidak ada perbedaan.
Sekadar informasi, pelaksanaan penerapan uang elektronik untuk gerbang tol belum bisa dilakukan secara serempak pada 1 Oktober di semua gerbang tol. Pemberlakuan uang elektronik untuk wilayah Surabaya yakni 1 Oktober 2017 di gerbang tol Satelit, Gunungsari 1 dan 2 dan Gempol-Kejapanan Kemudian, tanggal 10 Oktober, di gerbang tol Dupak dan Banyu Urip 1 hingga 5. Tanggal 17 Oktober, lanjut Teddy, di gerbang tol Waru. Disusul pada 24 Oktober di gerbang tol Sidoarjo 1 dan 2. Dan yang terakhir, di gerbang Suramadu pada 31 Oktober 2017. KBID-NAK