KampungBerita.id
Kampung Gaya Kampung Raya Surabaya Teranyar

Penataan Kawasan Wisata Religi Ampel, Komisi B Usulkan Ada Museum untuk Mengetahui Kesejarahan Sunan Ampel

Sejumlah OPD Pemkot Surabaya  mengikuti hearing di Komisi B DPRD Kota Surabaya terkait penataan Kawasan Wisata Religi Ampel.@KBID-2024.

KAMPUNGBERITA.ID-Pemkot Surabaya sedang melakukan penataan Kawasan Wisata Religi Sunan Ampel. Penataan ini dilakukan dengan merevitalisasi bangunan eks Rumah Potong Hewan (RPH) Pegirian menjadi semacam Pasar Rakyat, tempat penjualan souvenir, kuliner, dan jajanan khas Ampel.

Ratusan pedagang yang selama ini berjualan di sekitar Jalan KH Mas Mansyur dan Jalan Nyamplungan nantinya akan direlokasi dan masuk ke Pasar Rakyat tersebut. Sosialisasi sudah dilakukan kepada para pedagang.

Hal ini disampaikan Kabid Perekonomian dan Sumber daya Alam Bappeda Litbang Kota Surabaya, Alvian Chasanal Mubarroq saat hearing di Komisi B DPRD Kota Surabaya, Kamis (29/2/2024) sore.

“Penataan Kawasan Wisata Religi Ampel nanti akan memfasilitasi pengunjung agar lebih nyaman datang ke Kawasan Religi Ampel, ” ujar dia.

Alvian mengatakan, yang sudah dibangun Pemkot Surabaya di 2022-2023 adalah pedestarian dan penerangan jalan umum (PJU) tematik. Jadi, PJUnya disesuaikan dengan PJU kawasan Ampel yang temanya religi. Dengan begitu, nantinya bisa menjadi alternatif diharapkan banyak wisatawan yang berkunjung ke kawasan tersebut.

“Ini akan menjadi kawasan kota tuanya Surabaya. Karena itulah kita menata kawasan Ampel menjadi kawasan religi,” tandas dia.

Soal target penataan Kawasan Wisata Religi Ampel ini, Alvian mengaku, yakni pada tanggal kalau bisa secepatnya selesai. Tapi kan harus menunggu koordinasi dengan dinas terkait lainnya.

Lebih jauh, dia menjelaskan, selain pembangunan pedestarian dan PJU tematik, pihak Kecamatan Semampir dan Satpol PP juga gencar melakukan sosialisasi dan pendataan para pedagang yang berjualan di ruas jalan.

“Kalau pengelolaan pedagang nanti akan kami bicarakan bersama dengan pengampu wilayah, Camat yang Semampir dan Lurah Ampel. Karena merekalah yang berkomunikasi langsung dengan pedagang,” ungkap dia.

Ditanya besaran anggaran untuk penataan Kawasan Wisata Religi Ampel, dia mengaku anggarannya ada di Dinas Perumahan Rakyat dan Kawasan Permukiman Pertanahan ( DPRKPP).
“Silakan tanya ke DPRKPP saja. Kewenangannya ada di situ,” imbuh dia.

Sementara Ketua Komisi B DPRD Kota Surabaya, Hj. Luthfiyah terus mendorong Pemkot Surabaya melakukan penataan Kawasan Wisata Religi Ampel.

“Meski wisata religi Ampel ini bukan milik pemkot, tapi di luar itu kan pemkot bisa membuat lingkungan di kawasan tersebut lebih bagus dan nyaman. Pedestarian dan PJU ditata bagus, sehingga bisa menarik minat wisata lokal maupun mancanegara untuk hadir di sana,” ujar dia.

Dengan banyaknya pengunjung, lanjut dia, tentu akan meningkatkan roda perekonomian masyarakat di kawasan Ampel. Para pedagang bisa menjual makanan atau oleh-oleh khas Ampel.

Namun demikian, dia berharap sesama pedagang nantinya harus rukun, tidak rebutan pembeli. Pun kondisi stan harus tetap bersih, sehingga pengunjung merasa betah.

Ditanya soal retribusi untuk pedagang, dia menegaskan, pihaknya belum menetapkan. Akan dilihat dulu, apakah setelah direlokasi jualan mereka tambah laris atau sebaliknya.
“Harapan kita sih tambah laris. Meski demikian, mereka punya tanggung jawab untuk menjaga kebersihan lingkungannya, lampunya, maupun sampahnya, tutur Luthfiyah.

Politisi senior Partai Gerindra ini juga berharap Pemkot Surabaya bisa menjalin kerja sama dengan Yayasan Masjid Ampel untuk mendirikan museum Ampel. Tujuannya adalah untuk mengedukasi masyarakat tentang sejarah salah satu Wali Songo itu.

“Jadi keberadaan museum nanti bisa membangkitkan imajinasi pengunjung atau wisatawan bukan hanya kita berdoa di Ampel, tapi bagaimana kita mengetahui bahwa kesejarahan Sunan Ampel, bagaimana budaya dan peradaban Ampel dengan adanya museum itu tadi,” ungkap dia.

Luthfiyah juga memastikan tidak ada bangunan cagar budaya di lingkungan eks RPH Pegirian yang dibongkar. Ini untuk menjawab kekhawatiran para budayawan.
“Tadi sudah disampaikan bahwa bangunan yang dibongkar adalah bangunan baru. Bangunan lama yang masuk cagar budaya tetap dipertahankan,”jelas dia.

Sementara untuk penataan Kawasan Wisata Religi Ampel tersebut, sejak Jumat (23/2/2024), Pemkot Surabaya melakukan relokasi RPH khusus babi ke Banjarsugihan, Tandes.

Relokasi ini disambut gembira tokoh masyarakat di Ampel, Wahyudin Husein.

Dia mengapresiasi atas langkah Pemkot Surabaya merelokasi RPH khusus babi keluar dari kawasan religi Ampel.sebab RPH di Ampel.sudah tidak relevan.

” Keberadaan RPH di Pegirian itu banyak dikeluhkan masyarakat,” tandas dia.

Dia menuturkan relokasi RPH ini membuka peluang penataan kawasan wisata religi Ampel menjadi lebih baik dan strategis sebagai tempat wisata dan budaya. KBID-BE

Related posts

Partai Golkar Salurkan Bantuan 100 APD untuk Tim Medis Covid-19

RedaksiKBID

Kondisi Mabuk, Oknum Satpol PP di Sidoarjo Terjaring ‘Operasi Asmara Subuh’

RedaksiKBID

PWI Malang Raya Gelar OKK ke-II, Cahyono:Jaga Marwah Organisasi dan Bantu Mengedukasi Wartawan Baru

RedaksiKBID