KampungBerita.id
Headline Kampung Bisnis Teranyar

Produksi Surplus, Beras Petani Tak Terlihat di Pasaran

Petani memanen padi di lahan miliknya. . Rencana impor beras oleh pemerintah bakal memukul hasil produksi mereka.

KAMPUNGBERITA.ID – Meski Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman menyatakan produksi beras petani masih surplus (berlebih), namun harga di pasaran justru mengalami kenaikkan. Hal ini memantik reaksi sejumlah kalangan, terutama para pedagang beras di Indonesia.

Asosiasi Pedagang Pasar Indonesia (APPI) mempertanyakan pernyataan Mentan lantaran beras petani tidak terlihat di pasaran saat ini. Untuk itu, APPI akan mengikuti saran Wakil Presiden Jusuf Kalla yang meminta kajian opsi impor beras kelas medium dalam rangka menstabilkan harga di pasar-pasar yang kini terus naik.

Sekretaris Jenderal APPI Ngadiran mengatakan, saat ini harga beras kelas medium terus merangkak naik yang sekarang sudah menyentuh Rp11.000 per kilogram (kg). Dari informasi yang diterimanya, kenaikan harga disebabkan karena pasokan padi berkurang.

“Menurut saya kalau ngomong Wakil Presiden ikuti lah. Katanya surplus tapi dibilang surplus Mentan barangnya mana,” ujarnya.

Jika memang tidak impor, kata Ngadiran, pemerintah utamanya Kementerian Pertanian (Kementan) harus segera membuktikan mana yang namanya surplus beras selama ini.

“Kalau dia bilang surplus barang ada saya dapat, kalau tidak di mana ngumpetinnya. Memang ditaruh di gudang Pak Menteri, ngomong doang itu,” tandasnya.

Sementara itu, Menteri Pertanian (Mentan) Andi Amran Sulaiman terheran dengan kenaikan harga beras jenis medium yang sekarang sudah di atas Harga Eceran Tertinggi (HET) sebesar Rp9.450 per kilogram (kg). Pasalnya, stok beras saat ini sudah cukup, apalagi sekarang sudah memasuki masa panen puncak.

“Oktober kita sudah mulai tanam. Umur padi itu 3 bulan, berarti sampai Desember. Di Januari ini sampai April nanti kita sudah panen puncak,” ujarnya, di Kementerian Pertanian, Jakarta, Kamis (11/1/2018).

Berdasarkan data produksi dan konsumsi beras Kementerian Pertanian untuk Januari-April 2018, di Januari produksi beras mencapai 4,5 juta ton gabah kering giling (GKG) dengan ketersedian beras sebanyak 2,8 juta ton dan konsumsi beras 2,5 juta ton. Artinya ada surplus beras sebanyak 329,320 ton.

Pada Febuari 2018, produksi meningkat menjadi 8,6 juta ton GKG dengan ketersediaan beras sebanyak 5,4 juta dan konsumsi beras 2,5 juta ton. Dengan surplus beras 2,9 juta ton. Pada Maret produksi berat kembali meningkat 11,9 juta ton GKG , dengan ketersedian beras sebanyak 7,47 juta ton dan konsumsi 2,5 juta ton. Artinya surplus 4,971 ton.

Amran enggan mengomentari soal rencana impor di tengah kenaikan harga. Yang jelas, produksi beras saat ini ada dan apapun kebijakan pemerintah pasti terbaik untuk rakyat. “Kita itu gak impor 2016, 2017 juga tidak. 2018 pemerintah akan memberikan hal terbaik untuk rakyat Indonesia,” ujarnya.

Sebagai informasi, pemerintah melalui Perum Bulog memperluas jangkauan operasi pasar beras hingga 1.800 titik jual di seluruh Indonesia, dengan sasaran menyediakan beras kualitas medium seharga di bawah HET.

Memperhatikan perkembangan harga beras kualitas medium yang terbentuk oleh pasar, yang cenderung berada di atas HET, Perum Bulog melakukan operasi pasar (OP) beras kualitas medium dengan menggunakan cadangan beras pemerintah (CBP).

Direktur Utama Bulog Djarot Kusumayakti mengatakan, atas instruksi menteri perdagangan, sejak November 2017, Perum Bulog telah menggelar OP namun volume dan cakupan OP belum mampu meredam pergerakan harga beras.

Djarot mengungkapkan, Bulog telah menggelontorkan 50.000 ton untuk OP beras nasional di 1.100 titik. “Jumlah itu masih belum cukup dan atas instruksi mendag hari ini, kami menambah menjadi 1.800 titik seluruh Indonesia,” ujarnya. KBID-OKZ

Related posts

Hari Santri, Kiai Hasyim Mendadak ‘Muncul’ di Alun-alun Brebes

RedaksiKBID

 APK Dicopot, Armuji Panggil Camat Sawahan

RedaksiKBID

Korban terus Berjatuhan, Polda Jatim Nyatakan Perang terhadap Miras

RedaksiKBID