KampungBerita.id
Headline Peristiwa Teranyar

Ra Lilur Cicit Syaikhona Kholil Wafat, Ribuan Warga Berebut Usung Jenazah

 

Ribuan orang berebut mengusung jenazah Ra Lilur saat akan di makamkan

KAMPUNGBERITA.ID – Isak tangis ribuan warga mengiringi pelepasan jenazah KH Kholilurrahman di Pondok Pondok Pesantren (Ponpes) Syaichona Moh Kholil Demangan, Bangkalan, Madura, Jawa Timur, Rabu (11/4).
Mereka tak kuasa menahan tangis saat jenazah ulama yang akrab disapa Ra Lilur itu diberangkatkan ke masjid Agung Bangkalan untuk disalatkan.

Warga yang memadati pesantren sejak pagi, saling berebutan untuk mengusung jenazah cicit dari ulama kharismatik di Madura Syaichona Mohammad Kholil tersebut.

“Mulai tadi pagi banyak warga yang datang ke pesantren untuk shalat jenazah,” ujar Pengasuh Ponpes Syaichona Moh Cholil Bangkalan, KH Nasih Aschal.

Jenazah kiai yang dikenal jadab ini, akan dikebumikan di pasarean kakek buyutnya Syaikhona Kholil (Mbah Kholil), di Desa Martajasah.

“Almarhum wafat di usia 83 tahun,” ujar keponakan Ra Lilur itu.

“Mohon doa semua para kiai dan gus, pamanda Kiai Kholilurrahman telah wafat tadi sekitar jam 10 malam,” tulis KH Nasich saat memberi kabar pada salah satu grup Whatsapp pada Selasa (10/4) malam. “Semoga arwah beliau diterima di sisi Allah,” lanjutnya.

Kiai yang akrab disapa Ra Lilur ini dikenal sebagai seorang waliyullah jadzab. Tidak seperti kebanyakan kiai lainnya, Ra Lilur lebih sering mengenakan kaos dalam dan celana pendek dengan mengenakan kopiah. Meskipun dalam keadaan menerima tamu.

Wafatnya cicit Mbah Kholil Bangkalan, KHM Kholilurrahman, menyisakan duka mendalam di hati masyarakat, utamanya bagi kalangan ulama Madura.

“Ra Lilur dikenal sebagai pasaknya bumi Madura. Artinya, beliau memancarkan spirit karomah yang sulit ditemukan pada era kekinian,” ujar Pengasuh Pesantren Al-Abror Blumbungan Pamekasan KH Eby Syatibi Syuyuti.

Kiai Eby mengungkapkan, oleh para ulama dan habaib, Ra Lilur tetap disikapi sebagai ulama besar, meski penampilannya terbilang amat sederhana.

“Kita ketahui sendiri ulama di dalam maupun luar negeri sering berdatangan silaturrahim ke beliau. Mereka datang jauh-jauh hanya guna mendapatkan doa barokah dari Ra Lilur,” urai Kiai Eby.
Diterangkan, Ra Lilur adalah wali yang tidak memamerkan kewaliannya, ulama yang tidak mempromosikan keulamaannya. Namun, beliau selalu tampil sederhana, di luar kebiasaan orang-orang yang ditokohkan.

“Beliau lebih sering mengenakan kaos dalam dan celana pendek dengan mengenakan kopiah. Dalam kondisi menerima tamu, beliau tetap konsisten dengan penampilannya,” urai Kiai Eby.

Menurutnya, penampilan seperti itu tetapi tetap dihormati oleh ulama dalam dan luar negeri, menunjukkan bukan manusia sembarangan.

“Penampilan sederhana beliau menginspirasi kami, tausyiah sederhana yang dari beliau untuk menjaga iman dan akhlak, insyaallah jadi sumber teladan bagi kami. Semoga beliau masuk surga tanpa hisab,” harapnya.
KH Nasih mengatakan, tiga hari sebelum meninggal Ra Lilur sempat menderita sakit.
Namun ayahanda dari Ra Bir Aly itu enggan dibawa ke dokter.

“Menjelang meninggal tidak ada tanda-tanda beliau sakit. Beliau hanya berpamitan ke santrinya untuk tidur,” jelasnya.

Sementara Ra Bir Aly yang merupakan putra tunggal Ra Lilur menerima kabar bahwa abahnya telah meninggal dari H Mus, seorang santri yang selalu mendampingi Ra Lilur.
Ra Bir Aly yang malam itu tengah berada di Jakarta, lantas meminta kakak sepupunya, KH Imam Buchori Cholil untuk datang ke rumah Ra Lilur.

“Dua hari sebelum ke Jakarta, saya sempat menemui abah. Beliau sehat dan menemui sejumlah tamu,” kenangnya.

Kondisi terakhir yang diterima Ra Bir Aly, almarhum berpamitan tidur dan meminta ke H Mus menyelimuti tubuhnya.

“Pukul 21.00 Abah belum bangun, ketika 21.30 diperiksa, sudah meninggal,” tuturnya.
Komunikasi dengan Ra Lilur, diakui Ra Bir tidak dilakukan secara langsung. Melainkan dengan isyarat-isyarat. Bahkan, Ra Lilur belakangan ini tidak pernah datang ke kediaman Bir Aly.

“Entah jika (datang) secara dzahir. Abah sudah sangat tidak mengenal duniawi. Tidak tahu harta benda apapun, abah sangat sederhana,” pungkasnya.

Di kediaman Ra Bir Aly, para pelayat silih berganti mengucapkan belasungkawa atas wafatnya Ra Lilur. Di depan pagar, berjejer sejumlah karangan bunga sebagai ungkapan duka cita.

Kabar wafatnya Kiai Lilur langsung menyeruak di berbagai media sosial. Termasuk di akun facebook Ketua GP Ansor Bangkalan sekaligus keponakan almarhum, KH Hasani Zubair Muntashor (Ra Hasani).

“Kepada Seluruh Pengurus GP Ansor cabang, anak cabang serta ranting, Alumni dan simpatisan PP Nurul Cholil dimohon ikut menyolati serta mengantarkan Janazah Pamanda KH Kholilurrahman (Ra Lilur), yang insyaallah di Sholatkan hari ini di PP Syaikhona Kholil jam 12.00 WIB,” begitu tulisan Ra Hasani.

Sementara saat pemakaman kemarin pekikan kalimat Tauhid ‘Laa Ilaaha Illallah’ terus berkumandang begitu jenazah Ra Lilur mulai diangkat dari kediaman putranya, Ra Bir Aly di Jalan KH Moch Cholil III Kelurahan Demangan, Kecamatan Kota, Rabu (11/4/2018) pukul 11.00.

Kendati matahari berada tepat di atas ubun-ubun, namun tak menyurutkan langkah ribuan santri, alumni, dan masyarakat berjalan kaki sejauh 3 kilometer.

Bahkan sebagian dari mereka nampak berjalan tanpa alas kaki, saling berebut mengangkat ataupun sekedar mendekat ke keranda yang membawa Ra Lilur.

Almarhum disalatkan di Masjid Syaichona Cholil sebelum dikebumikan di samping makam Syaichona Cholil.
Ra Lilur merupakan cicit dari ulama besar KH Syaichona Cholil (Mbah Cholil). Ia merupakan putra bungsu dari pasangan Raden KH Zahrowi dan Nyai Romlah.

Wafatnya Ra Lilur melengkapi kepergian para kiai sepuh lainnya di Bangkalan. Seperti KH Fathurrozi, KH Abdullah Schal, dan KH Kholil AG. Ketiganya adalah kakak kandung Ra Lilur.

“Beliau bisa dikatakan sebagai penyambung isyarat. Setiap ada peristiwa apapun, warga menunggu isyarat-isyarat dari beliau,” ungkap Ketua PCNU Kabupaten Bangkalan, KH Makki Nasir di kediaman Ra Bir Aly.
Isyarat yang dimaksud KH Makki Nasir adalah sebuah jawaban atas persoalan-persoalan yang rumit diselesaikan secara rasional.KBID-NUO

Related posts

John Thamrun dan PAC-Ranting PDI-P Lakarsantri Kunjungi Balita Penderita Hydrocepalus

RedaksiKBID

Pasca Golkar-PAN Dukung Prabowo, Ada Upaya Bangun Narasi Seolah-olah untuk Mengeroyok Salah Satu Capres

RedaksiKBID

Khawatir Gunakan Hak Interpelasi, Ketua Komisi C Desak Dinas Cipta Karya Selesaikan Kasus PT Goci

RedaksiKBID