
KAMPUNGBERITA.ID – Maraknya kejadian perniakahan dini di Desa Bandung, Kecamatan Konang, mengundang warga kampus UTM untuk melakasanakan baksos di desa tersebut. Baru-baru ini, mahasiswa dari Fakultas Ekonomi yang tergabung dalam Himpunan Mahasiswa Prodi Pembangunan terjun ke Desa Bandung untuk memberikan sosialisasi penyadaran terkait pernikahan dini.
Pembina Himpunan Mahasiswa Ekonomi Pembangun Slamet Joko Utomo SE ME mengatakan, HMP EP merupakan organisasi yang berada pada ruang Fakultas Ekonomi dan Bisnis dan kegiatan tersebut menjadi wadah aspirasi pengembangan mahasiswa.
Desa Bandung Kec Konang berjarak 43 Km dari pusat Kota Bangkalan menjadi proritas Bakti Sosial. Hal ini mengingat tingkat pendidikan warga yang masih rendah dan masih marak terjadinya pernikahan dini. “Di mana rata-rata nikah di umur 17 tahun dengan tingkat pendidikan yang tidak memadai,”ujar Mohammad Sahur ketua KMP EP
Klebun Mudhar, yang juga masih menempuh program S2 di Unegres Gresik dan Hafid Al quran mengakui, pernikahan dini di desa yang dipimpinnya ini masih menjadi budaya warga Bandung.
“Sebenarnya ini meminimalisir terjadinya perselingkuhan, pacaran kaum muda, atau yang jauh lebih yaitu orang tua takut terjadi tindakan perzinaan di luar nikah,”tutur Kades.
“sisi negatif pernikan dini, usai menikah, mereka masih tergantung kepada orang tua dan belum mandiri,” imbuhnya.
Menurutnya, hal itu menjadi pekerjaan rumah yang harus diselesaikan. ”Saya lakukan door to door untuk mengingatkan agar tidak terjadi pernikahan dini. Saya butuh peran guru-guru di sekolah untuk selalu memperingatkan dan memberikan pengarahan kepada anak didiknya tentang akibat pernikahan dini, juga pada tokoh masyarakat (tomas) untuk memberikan pencerahan dari sisi agama tentang makna pernikan yang sebenarnya,”tegasnya Mudhar. KBID-BKL